A. Dinamika Kelompok Sosial dalam Masyarakat
Berubahnya struktur kelompok sosial :
· Perubahan yang disebabakan situasi tertentu
· Pergantian anggota kelompok
· Perubahan situasi sosial dan ekonomi
Terjadinya antagonisme antarkelompok :
· Timbul stereotip
· Kontak yang dilakukan tidak mengurangi sikap permusuhan
· Kerjasama yang dapat menetralisir permusuhan
· Dalam kerjasama dapat mengubah stereotip dari yang negatif menjadi positif
Sebab – sebab kolektif menjadi agresif :
· Frustasi dalam jangka panjang
· Tersinggung
· Dirugikan
· Ancaman dari luar
· Terkena dalam bidang kehidupan yang sangat sensitif
B. Proses Interseksi dan Konsolidasi Keanggotaan Masyarakat dalam Kelompok Sosial
1. Interseksi (persilangan)
Interseksi : setiap anggota kelompok sosial termasuk anggota masyarakat memiliki keragaman sifat – sifat yang berdasarkan ras, suku bangsa, dan agama (ras A memeluk agama B)
Bentuk – bentuk interseksi :
v Interseksi homogen : suatu sektor kehidupan tetapi kriterianya berbeda
§ Antaragama
§ Antarsuku
§ Antarprofesi
v Interseksi heterogen : sektor yang berbeda
§ Ras dan agama
§ Suku bangsa dan agama
§ Klan dan agama
§ Pendidikan dan mata pencaharian
§ Suku bangsa dan klan
§ Suku bangsa dan organisasi politik
Alasan melakukan interseksi :
· Material : kekayaan, potensi, keturunan
· Non-material : kasih sayang dan cinta
· Sosial budaya : agoma, politik, seni
Pengaruh positif interseksi :
· Meningkatkan persatuan dan kesatuan
· Menumbuhkan sikap terbuka
· Menambah khasanah budaya bangsa
Pengaruh negatif interseksi :
· Menimbulkan persaingan dan konflik
· Penurunan nilai dan norma
Saluran interseksi :
Ø Ekonomi (perdagangan, perindustrian)
Ø Sosial / budaya (perkawinan, pendidikan)
Ø Politik
2. Konsolidasi (tumpang tindih/penyatuan) consolidatio (Latin) : penguatan
Konsolidasi : sifat – sifat kelompok sosial ada yang sama dengan yang lain (Bali indentik Hindu)
Faktor – faktor yang mempengaruhi konsolidasi :
v Kesamaan tujuan yang akan dicapai
v Perasaan senasip dan solidaritas kelompok
v Interaksi dan komunikasi yang efektif
v Kerjasama dalam mencapai tujuan
v Menghadapi ancaman pihak luar
v Adanya interseksi
v Memperluas keanggotaan
v Diusahakan untuk mencapai kepentingan tertentu
Fungsi konsolidasi :
· Memahami status dan peran sosial serta tanggungjawab setiap individu atau kelompok
· Meningkatkan solidaritas
· Menanggulangi masalah akibat perubahan sosial
· Menyamakan persepsi mengenai fenomena sosial
· Meningkatkan toleransi
· Meningkatkan partisipasi demi cita – cita bersama
· Memelihara konflik dan konsesus melalui menejeman konflik
· Alat pengendalian sosial
Bentuk – bentuk konsolidasi :
· Ke dalam : antaranggota dalam suatu kelompok
· Ke luar : penguatan antar kelompok melalui kerjasama atas inisiatif sendiri atau dorongan
pihak lain
Macam konsolidasi :
· Ras dan agama / kepercayaan
· Suku bangsa dan klan
· Pendidikan dan mata pencaharian
· Suku bangsa dan organisasi politik
C. Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat Multikultural
Dimensi – dimensi dalam Hubungan Antarkelompok :
vSikap : mengamati sikap kelompok lain (stereotipe)
vPerilaku : interaksi dengan kelompok lain (diskriminasi
Menurut Ransford terbagi menjadi Individu (tindakan pelaku yang berprasangka) dan institusi (dampak kebijakan institusi tertentu)
vGerakan sosial : membebaskan diri dari diskriminasi kelompok lain
Pola Hubungan Antarkelompok dalam Masyarakat Multikultural :
v Akulturasi
v Difusi
v Dominasi
v Pluralisme
v Integrasi
D. Berkembangnya Perilaku Konflik Dan Integrasi Dalam Hubungan Antarkelompok
1. Persaingan : golongan/individu yang berlomba untuk mencapai suatu tujuan tanpa ancaman
Tipe – tipe persaingan :
v Pribadi (rivalry) : orang per orang
v Kelompok
Faktor yang mempengaruhi persaingan :
· Kepribadian anggota kelompok
· Kemajuan zaman
· Solidaritas kelompok
· Disorganisasi
Fungsi persaingan :
- Menyalurkan keinginan kompetitif
- Menyalurkan daya kreatifitas
- Menyalurkan daya kreatifitas
- Sebagai alat seleksi
- Memberi rangsangan untuk berprestasi
- Memberi rangsangan untuk berprestasi
- Menghasilkan sistem kerja yang efektif
2. Oposisi : membantah / menentang akibat perbedaan pendapat / pendirian
v Sentimen : didahului perasaan benci
v Parlemen : pertukaran pikiran dan kontrol sosial
v Penyakit : gembira berlebihan yang dilampiaskan dengan perbuatan menentang
3. Kontroversi : rasa tidak senang baik secara sembunyi – sembunyi atau terang – terangan
Proses kontroversi :
v Penolakan / keengganan terhadap pihak lain
v Tindakan : memaki, menyangkal, mencerca
v Intensif : penyebaran desas desus untuk mengecewakan orang lain
v Rahasia : berkhianat
v Praktis : intimidasi, provokasi
Tipe – tipe kontroversi
- Antargenerasi
- Parlementer (mayoritas dengan minoritas)
- Parlementer (mayoritas dengan minoritas)
- Jenis kelamin
- Antara masyarakat setempat
- Antara masyarakat setempat
- Kelompok / lembaga
- Antagonisme masyarakat (pertentangan)
- Antagonisme masyarakat (pertentangan)
4. Konflik : berusaha menggagalkan tujuan pihak lain karena perbedaan pendapat, pandangan, dll.
- Configere : saling memukul
- Conflictus (latin) : saling berbenturan
Persaingan memunculkan kontroversi menimbulkan konflik memicu kekerasan
Teori konflik :
o Karl Max : konflik diakhiri konflik
o Max Weber : konflik timbul karena upaya untuk malawan serangan partai
o Ralf Dahrendorf : konflik tidak selalu berakhir dengan revolusi ; dominasi rawan konflik
o Lewis Coser : konflik dapat bernilai positif
Sebab – sebab konflik :
o Perbedaan sosial di masyarakat yang terlalu cepat
o Perbedaan pendirian dan perasaan orang perorang yang semakin tajam
o Adanya perbedaan kebudayaan
o Adanya bentrokan kepentingan
o Situasi bertolak belakang
o Perbedaan cara mencapai tujuan
o Ketidaksamaan status
o Perbedaan penggunaan sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan
o Perubahan sosial
Gejala – gejala yang menunjukkan konflik :
ü Tidak adanya persamaan persepsi mengenai tujuan bersama
ü Norma – norma tidak lagi berfungsi dengan baik
ü Adanya pertentangan norma – norma sehingga masyarakat bingung
ü Sanksi tidak konsekwen
ü Proses sosial yang disosiatif
ü Tindakan masyarakat tidak sesuai dengan norma – norma yang berlaku
Potensi konflik sebagai pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia
ü Hubungan suku bangsa : adanya stereotip etnik yang negatif serta etnosentrisme
ü Hubungan antarpenganut agama
ü Hubungan dengan penduduk pendatang
Ciri – ciri konflik :
v Terjadi perebutan sesuatu
v Interaksi sosial tidak harmonis
v Timbul rasa benci, antipati
v Timbul usaha saling menjatuhkan
Akibat konflik :
- Negatif (diakhiri disintegrasi)
o Kerugian materi
o Terjadi dominasi
o Kebutuhan kelompok akan goyah
o Berubahnya kepribadian
- Positif (mengarah perbaikan)
* Mempertebal solidaritas ingroup
* Alat perubahan sosial
- Positif (mengarah perbaikan)
* Mempertebal solidaritas ingroup
* Alat perubahan sosial
5. Kekerasan (violence; latin) : konflik sosial yang tidak terkendali dalam masyarakat, atau mengabaikan norma dan nilai sosial yang ada sehingga berakhir dengan tindakan anarki
Kekerasan tidak akan terjadi apabila :
o Kesadaran perlunya dilaksanakan prinsip – prinsip keadilan serta kejujuan
o Ada pengendalian konflik
o Setiap kelompok yang bertikai mematuhi aturan – aturan
Jenis – jenis kekerasan (Jamil Salmi) :
o Kekerasan langsung (direct violence)
o Kekerasan tidak langsung (indirect violence)
- karena kelalaian (violence by omission)
- kekerasan perantara (mediated violence)
- karena kelalaian (violence by omission)
- kekerasan perantara (mediated violence)
o Kekerasan represif : pencabutan hak – hak dasar (sipil, politik, sosial)
o Kekerasan alienatif : pencabutan hak – hak yang lebih tinggi (perkembangan intelektual)
Klasifikasi kekerasan :
- aspek : ideologi, ekonomi
- cara melakukan : langsung dan tak langsung
- pelaku : individual dan kolektif (mob : segerombolan orang; crowd : kumpulan banyak orang)
- akibat : ringan dan berat
Ciri – ciri kekerasan :
v Terjadi perebutan sesuatu yang terbatas dengan kekerasan
v Memaksa salah satu pihak
v Ada pihak yang dikalahkan dengan paksa
v Tidak memperhatikan norma
6. Integrasi : integer (utuh, bulat padu) penyatuan unsur – unsur yang berbeda sehingga tercapai tujuan secara baik dan benar
Teori – teori integrasi :
o Furnival dan MG Smith : terjadi melalui paksaan (koersi) atau karena dominasi
o Seymor Martin & Lewis Coser : terjadi karena penyilangan antar kelompok yang berbeda (intergroup membership) contoh : transmigrasi
o Abdul Syani : tidak diukur melalui kuantitas tetapi kualitas
o Festinger : terjadi apabila keseluruhan angggota dalam suatu kelompok berkemauan tetap pada kelompoknya
o Abu Ahmadi : kerjasama dari seluruh anggota masyarakat yang menghasilkan konsensus nilai yang sama - sama dijunjung tinggi
Integrasi menurut James J. Coleman dan Carl G. Rosberg :
· Vertikal : integrasi politik (negara dan masyarakat)
· Horisontal : kultural (kelompok sosial dan masyarakat multikultural)
Integrasi menurut Myron Weiner :
· Bangsa
· Wilayah
· Elite massa
· Nilai
· Perilaku integratif
Jenis – jenis integrasi :
o Integrasi Sosial : penyatuan unsur – unsur sosial
Faktor – faktor yang mempengaruhi :
- homogenitas kelompok
- besar kecilnya kelompok masyarakat
- perpindahan fisik
- efektifitas dan efisiensi komunikasi
o Integrasi Nasional
Pengertian (Howard Wriggins) :
- penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah dalam pembentukan suatu identitas nasional
- penyatuan menjadi bagian yang utuh
- memadukan masyarakat kecil menjadi satu bangsa
Syarat – syarat (Myron Weiner) :
- penghapusan sifat – sifat kultural utama komunitas dan minoritas menjadi satu kebudayaan nasional
- penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapus kebudayaan – kebudayaan kecil
Faktor – faktor pendorong :
- pemerataan pembangunan
- mengembangkan toleransi, dan menghapuskan diskriminatif
- mendorong transmigrasi dan perkawinan campuran
- meningkatkan pendidikan dan penggunaan bahasa Indonesia
- memperbanyak unsur – unsur kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional
o Integrasi Kebudayaan : penyatuan unsur – unsur budaya
Unsur – unsur yang dapat mewujudkan integrasi kebudayaan :
- adanya unsur kebudayaan yang berbeda
- adanya proses penyesuaian dari unsur – unsur yang berbeda
- terciptanya proses kehidupan yang serasi dari penyesuaian tersebut
Bentuk – bentuk integrasi sosial :
a. aspek fisik : lembaga keluarga, lembaga kemasyarakatan, dan organanisasi negara
b. aspek psikis : kesadaran untuk menyatukan diri
c. aspek hubungan sosial : intensitasnya dalam berkomunikasi dan bekerjasama
d. aspek proses : - kerja sama
1) spontan (spontaneous cooperation) : otomatis
2) langsung (direct cooperation) : perintah
3) kontrak (contractual cooperation) : perjanjian
4) tradisional (traditional cooperation) : nilai – nilai budaya
Situasi yang mendorong kerjasama :
* Tantangan alam yang ganas
* Pekerjaan yang butuh tenaga massal
* Pekerjaan yang butuh tenaga massal
* Upacara keagamaan yang sakral
* Musuh yang datang dari luar
* Musuh yang datang dari luar
- akomodasi : proses menyelesaikan konflik
- asimilasi : kebudayaan asli membentuk kebudayaan baru / campuran
- akulturasi : menerima unsur kebudayaan lain tanpa menghilangkan unsur kebudayaan sendiri
Syarat – syarat integrasi (William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff) :
o Berhasil mengisi kebutuhan antaranggota masyarakat
o Berhasil menciptakan konsensus nilai dan norma
o Nilai dan norma berlaku cukup lama dan konsisten
Tahapan integrasi :
v Akomodasi : penyesuaian diri dan kerjasama terbatas pada taraf kompromi dan toleransi
v Kooperasi : taraf hubungan kerjasama
v Koordinasi : mulai timbul solidaritas dan prasangka telah hilang
v Asimilasi : tercapainya kesamaan
Faktor pendorong :
Intern : - adanya kesadaaran sebagai makhluk sosial
- adanya keterbukaan
- jiwa dan semangat gotong royong
Ekstern : - tuntutan perkembangan jaman
- persamaan tujuan, kebudayaan, nasib, sejarah
- saling menghargai
Faktor penghambat : - primordialisme : cinta pada kelompoknya
- etnosentrisme : cinta berlebihan pada sukunya
- heterogenitas
- adanya unsur mayoritas kepada minoritas
- adanya masalah sosial : kemiskinan, bencana alam
Faktor yang mempengaruhi lancar tidaknya integrasi :
· Jarak sosial (social distance) subyektif : kuat lemahnya hasrat dari individu / kelompok untuk berkomunikasi dan berinteraksi
· Jarak sosial (social distance) obyektif : berat – ringannya hambatan untuk berinteraksi yang disebabkan oleh faktor luar individu (sarana & prasarana komunikasi)
7. Primordialisme serta berkembangnya Sekterian
Primordialisme : suatu sikap yang berpegang teguh pada ikatan – ikatan yang dibawa sejak lahir
Etnosentrisme : menilai kebudayaan masyarakat lain dengan kebudayaan sendiri (fanatisme kesukuan)
Politik aliran (sekterian) : politik yang mementingkan pandangan / cara berfikir kelompok tertentu tidak hanya dalam bidang politik tetapi bisa juga agama biasanya muncul setelah pembawanya tiada karena tuntutan jaman dan demokrasi
Berkembangnya primordialisme :
· Ada sesuatu yang dianggap istimewa
· Adanya sikap mempertahankan keutuhan terhadap ancaman pihak luar
· Adanya nilai – nilai yang dipegang teguh
maaf sebelumnya, materinya sangat membantu, apakah yang bagian interseksi dan konsoidasi ada referensi bukunya ? terimakasih banyak
BalasHapusmkasihh...ini sangat membantu sayaa
BalasHapus