Selasa, 20 September 2011


BAB IV TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT

Pihak manajemen bertanggung jawab menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar.  Mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya material dalam laporan keuangan dan  mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian internal terhadap laporan keuangan adalah tanggung jawab auditor. Jika manajemen bersikeras mempertahankan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse), opini wajar dengan pengecualian (qualified) atau menarik diri dari kontrak kerja. Senada dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan.

Dalam memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus memerhatikan :
a.       Salah saji material vs. Tidak material
Kesalahan saji dianggap material jika gabungan dari kesalahan-kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan mengubah atau memengaruhi keputusan orang –orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut
b.      Keyakinan yang memadahi
Keyakinan adalah ukuran atas tingkat kepastian yagn telah didapatkan oleh auditor saat pengauditan telah diselesaikan namun tidak bersifat absolut karena :
1.       Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian sampel populasi
2.       Penyajian akuntansi bersisi estimasi yang kompleks melibatkan ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh kejadian di masa mendatang
3.       Sulit mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan ketika terjadi kolusi di antara manajemen
c.       Kesalahan vs. Kecurangan (PSA 70 SA 316)
Kesalahan adalah salah saji dalam pelaporan keuangan yang tidak disengaja
Kecurangan adalah salah saji dalam pelaporan keuangan yang disengaja, kecurangan terbagi menjadi penyalahgunaan aset yang disebut kecurangan karyawan dan kecurangan dalam pelaporan keuangan yang sering disebut dengan kecurangan manajemen
d.      Skeptisme profesional (PSA 04 SA 230)
Skeptisme profesional merupakan suatu perilaku pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak harus menganggap bahwa manajemen telah berlaku tidak jujur, namun kemungkinan bahwa adanya ketidakjujuran harus dipertimbangkan

Tanggungjawab auditor dalam mendeteksi kesalahan saji material adalah auditor menekan beragam kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam perhitungan, kealpaan, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi serta kesalahan dalam pengelompokan dan penjelasan.

Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan material
Kecurangan yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan keuangan membahayakan para pengguna dengan cara memberikan informasi laporan keuangan yang salah untuk membuat keputusan. Kecurangan akibat penyalahgunaan aset para pemegang saham, kreditor, dan lainnya akan mendapatkan bahaya karena aset tersebut tidak lagi tersedia bagi para pemiliknya yang berhak.
Terdapat perbedaan penting antara penggelapan aset dan salah saji yang material dari penggelapan aset dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1.       Aset yang diambil dan digelapkan ditutupi dengan cara menyalahsajikan aset
2.       Aset diambil dan digelapkan ditutupi dengan mengurangsajikan pendapatan atau melebihsajikan beban

Tanggung jawab auditor untuk membongkar tindakan ilegal
Berdasarkan PSA 31 (SA 317) tindakan ilegal adalah pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan
a.       Tindakan ilegal berdampak langsung : mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia dan mengindikasikan adanya pelanggaran yang signifikan terhadap peraturan perpajakan pemerintah
b.      Tindakan ilegal berdampak tidak langsung misalnya melanggar hukum perlindungan lingkungan, insider trading, hukum hak sipil, dan peraturan keselamatan karyawan

Auditor memiliki tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan-tindakan ilegal sebagai berikut :
a.       Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak tidak langsung
b.      Akumulasi bukti ketika ada alasan untuk meyakini adanya tindakan ilegal berdampak langsung atau tidak langsung yang mungkin timbul. Jika auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi maka tindakan yang harus diambil adalah :
1.       Menanyakan pada manajemen yang tingkatannya lebih tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial
2.       Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau ahli lainnya
3.       Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah akumulasi bahan bukti audit

Tindakan ketika auditor mengetahui adanya tindakan ilegal
1.       Mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan keuangan termasuk kecukupan pengungkapannya. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengungkapan terkait tidak memadahi maka auditor harus memodifikasi laporan audit yang diterbitkan
2.       Mempertimbangkan dampak terhadap hubungan KAP dengan manajemen
3.       Mengomunikasikan dengan komite audit dan otorasi lainnya

Siklus laporan keuangan
Pengauditan dilakukan dengan membagi laporan keuangan ke dalam kelompok yang lebih kecil. Memperlakukan setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai kelompok yang terpisah tidak efisien dan berakibat audit yang terpisah atas akun-akun yang berhubungan sangat dekat.

Pendekatan siklus dalam pengelompokan audit
Pendekatan siklus adalah mengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat ke dalam satu kelompok yang sama. Pendekatan siklus praktis digunakan karena menggabungkan transaksi yang dicatat dalam jurnal-jurnal yang berbeda dengan saldo yang tercatat di buku besar yang ditimbulkan dari transaksi-transaksi tersebut. Macam-macam siklus :
-          Siklus penjualan dan penagihan
-          Siklus pembelian dan pembayaran
-          Siklus penggajian dan kepegawaian
-          Siklus akuisisi modal dan pelunasan

Hubungan antar siklus
Menetapkan tujuan pengauditan
Auditor menjalankan pengauditan atas laporan keuangan dengan menggunkan pendekatan siklus dalam melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Cara yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pengauditan dengan mendapatkan beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap kelompok transaksi dan untuk saldo akhir akun-akun terkait.
1.       Tujuan audit terkait transaksi adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat
2.       Tujuan audit terkait saldo adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing saldo akun
3.       Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan informasi laporan keuangan

Asersi manajemen
Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan
Pengelompokan asersi menurut PSA 07 (SA 326)
1.       Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit
-          Keterjadian => asersi menekankan apakah transaksi yang telah tercatat dan telah dilaporkan dalam laporan keuangan benar-benar telah terjadi selama periode pembukuan. Pelanggaran atas asersi ini akan mengakibatkan lebih saji akun
-          Kelengkapan => asersi ini menekankan apakah sumua transaksi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicatat dengan lengkap. Kelengkapan ini merupakan kebalikan dari asersi keterjadian. Pelanggaran atas asersi ini akan mengakibatkan kurang saji
-          Akurasi => asersi ini membahas apakah transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar
-          Klasifikasi => asersi ini menekankan apakah transaksi telah dicatat dengan nama akun yang tepat
-          Pisah batas => asersi ini membahas apakah transaksi telah dicatat pada periode pembukuan yang tepat

2.       Asersi mengenai saldo akun di akhir periode pembukuan
-          Keberadaan => asersi ini terkait apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimasukkan dalam neraca memang benar-benar ada di tanggal neraca tersebut. Pelanggaran asersi ini akan mengakibatkan lebih saji
-          Kelengkapan => asersi ini terkait apakah semua akun yang harusnya disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dimasukkan dalam laporan keuangan dan merupakan kebalikan dari asersi keberadaan. Pelanggaran akan asersi ini mengakibatkan kurang saji
-          Penilaian dan alokasi => asersi ini terkait apakah aset, liabilitas, dan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang tepat termasuk penyesuaian yang menggambarkan nilai aset pada nilai realisasi bersihnya
-          Hak dan kewajiban => asersi ini menekankan apakah aset merupakan hak entitas tersebut dan apakah liabilitas merupakan kewajiban entitas tersebut pada suatu tanggal tertentu

3.       Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan
-          Keterjadian dan hak dan kewajiban => asersi ini membahas apakah kejadian-kejadian yang diungkapkan telah benar-benar terjadi dan merupakan hak dan kewajiban entitas tersebut
-          Kelengkapan => asersi ini terkait dengan apakah semua pengungkapan yang diharuskan telah dimasukkan dalam laporan keuangan
-          Akurasi dan penilaian => asersi ini terkait dengan apakah informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar dan dengan jumlah yang tepat
-          Klasifikasi dan pemahaman => asersi ini terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan catatan-catatan kaki dan apakah penjelasan saldo dan pengungkapan terkait dapat dipahami

Tujuan Audit Terkait Transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadahi yang diharuskan oleh standar ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi sesuai dengan kondisi kontrak kerja tersebut
Tujuan umum audit terkait transaksi
1.       Keterjadian – transaksi yang dicatat benar-benar ada
2.       Kelengkapan – transaksi yang ada telah dicatat
3.       Akurasi – transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar
4.       Pemindahbukuan dan pengikhtisaran – transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar
5.       Klasifikasi – transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat
6.       Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Setidaknya ada satu tujuan audit khusus terkait transaksi yang harus dimasukkan ke dalam setiap tujuan umum audit terkait transaksi kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Terdapat hubungan satu per satu antara asersi manajemen dengan tujuan audit terkait transaksi kecuali asersi akurasi, karena asersi akurasi memberikan panduan dalam melakukan pengujian akurasi transaksi bagi auditor.

Tujuan audit terkait saldo adalah untuk memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadahi terkait saldo akun
Tujuan umum audit terkait saldo :
1.       Keberadaan – jumlah yang dicatat memang benar-benar ada
2.       Kelengkapan – jumlah yang ada telah dicatat
3.       Akurasi – jumlah yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar
4.       Klasifikasi – jumlah yang dimasukkan pada daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar
5.       Pisah batas – transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar
6.       Keterikatan perincian saldo akun sesuai dengan jumlah di arsip utama yang terkait sesuai dengan jumlah total saldo akun dan sesuai dengan jumlah di buku besar
7.       Nilai terealisasi – aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat terealisasi
8.       Hak dan kewajiban – sebagai pelengkap asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun
Setidaknya ada satu tujuan audit khusus terkait saldo yang harus dimasukkan ke dalam setiap tujuan umum audit terkait saldo kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Hubungan antara asersi manajemen dan tujuan audit terkait saldo merupakan hubungan satu-satu kecuali untuk penilaian dan asersi lokasi karena masalah kompleksitas dari penilaian dan kebutuhan untuk menyediakan panduan tambahan untuk menguji penilaian bagi auditor

Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan sama dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan

Bagaimana memenuhi tujuan-tujuan audit
Auditor harus mendapatkan bukti audit yang memadahi untuk mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan, hal ini dilakukan dengan mengakumulasi bukti-bukti untuk mendukung kombinasi yang tepat dari tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit terkait saldo. Untuk melakukan ini, auditor menjalankan sebuah proses audit yang merupakan sebuah metodologi yang sangat jelas untuk pengorganisasian sebuah audit untuk meyakinkan bahwa bukti yang dikumpulkan memadai dan tepat serta semua tujuan audit yang diperlukan telah dinyatakan dengan jelas dan terpenuhi. Jika klien merupakan perusahaan publik, auditor juga harus merencanakan untuk mencapai tujuan yang dikaitkan dengan efektivitas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

(Fase I) Merencanakan dan Merancang Sebutah Pendekatan Audit
Pertimbangan untuk memilih pendekatan untuk mengaudit :
1.       Bukti memadai dalam jumlah yang cukup harus dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab profesional dari auditor
2.       Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya diminimalisir
Aspek kunci pendekatan audit :
1.       Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan lingkungannya
2.       Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian => auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi efektivitasnya
3.       Menilai risiko salah saji material dengan memahami industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas dalam pengendalian internal

(Fase II) Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian pengendalian adalah menguji efektivitas pengendalian. Tes substantif transaksi adalah auditor mengevaluasi catatan transaksi klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi. Demi tercapainya efisiensi seringkali kedua jenis pengujian tersebut dilakukan pada waktu yang sama.

(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan.

(Fase IV) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Setelah auditor menyelesaikan seluruh prosedur untuk masing-masing tujuan audit dan laporan keuangan serta pengungkapan yang terkait, sangat penting untuk menggabungkan informasi yang didapatkan untuk mencapai kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Ketika audit telah diselesaikan, seorang akuntan publik harus menerbitkan laporan audit untuk menyertai laporan keuangan yang diterbitkan oleh klien

3 komentar:

  1. boleh nanya gak? ini sumbernya darimana ya?

    BalasHapus
  2. wah ini sangat membantu..
    terimakasih ya.. :-)

    BalasHapus
  3. thanks yah atas sharingnya

    BalasHapus