BAB IV TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT
Pihak manajemen
bertanggung jawab menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga
kecukupan pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar. Mendeteksi kesalahan penyajian yang sifatnya
material dalam laporan keuangan dan
mengidentifikasi kelemahan yang signifikan dalam pengendalian internal
terhadap laporan keuangan adalah tanggung jawab auditor. Jika manajemen
bersikeras mempertahankan pengungkapan laporan keuangan yang dianggap auditor
tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan opini tidak wajar (adverse), opini wajar dengan
pengecualian (qualified) atau menarik
diri dari kontrak kerja. Senada dengan yang diungkapkan PSA 02 bahwa tujuan
pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan.
Dalam memenuhi tanggung jawabnya, auditor harus memerhatikan
:
a. Salah saji material vs. Tidak material
Kesalahan saji dianggap material jika
gabungan dari kesalahan-kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam
laporan keuangan akan mengubah atau memengaruhi keputusan orang –orang yang
menggunakan laporan keuangan tersebut
b. Keyakinan yang memadahi
Keyakinan adalah ukuran atas tingkat
kepastian yagn telah didapatkan oleh auditor saat pengauditan telah
diselesaikan namun tidak bersifat absolut karena :
1.
Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari
pengujian sampel populasi
2.
Penyajian akuntansi bersisi estimasi yang
kompleks melibatkan ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh kejadian di masa
mendatang
3.
Sulit mendeteksi salah saji dalam laporan
keuangan ketika terjadi kolusi di antara manajemen
c. Kesalahan vs. Kecurangan (PSA 70 SA 316)
Kesalahan adalah salah saji dalam pelaporan
keuangan yang tidak disengaja
Kecurangan adalah salah saji dalam
pelaporan keuangan yang disengaja, kecurangan terbagi menjadi penyalahgunaan
aset yang disebut kecurangan karyawan dan kecurangan dalam pelaporan keuangan
yang sering disebut dengan kecurangan manajemen
d. Skeptisme profesional (PSA 04 SA 230)
Skeptisme profesional merupakan suatu
perilaku pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas bukti audit.
Auditor tidak harus menganggap bahwa manajemen telah berlaku tidak jujur, namun
kemungkinan bahwa adanya ketidakjujuran harus dipertimbangkan
Tanggungjawab auditor
dalam mendeteksi kesalahan saji material adalah auditor menekan beragam
kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam perhitungan, kealpaan,
kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi serta kesalahan dalam
pengelompokan dan penjelasan.
Tanggung jawab
auditor dalam mendeteksi kecurangan material
Kecurangan yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan
keuangan membahayakan para pengguna dengan cara memberikan informasi laporan
keuangan yang salah untuk membuat keputusan. Kecurangan akibat penyalahgunaan
aset para pemegang saham, kreditor, dan lainnya akan mendapatkan bahaya karena
aset tersebut tidak lagi tersedia bagi para pemiliknya yang berhak.
Terdapat perbedaan penting antara penggelapan aset dan salah
saji yang material dari penggelapan aset dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1.
Aset yang diambil dan digelapkan ditutupi dengan
cara menyalahsajikan aset
2.
Aset diambil dan digelapkan ditutupi dengan
mengurangsajikan pendapatan atau melebihsajikan beban
Tanggung jawab auditor
untuk membongkar tindakan ilegal
Berdasarkan PSA 31 (SA 317) tindakan ilegal adalah
pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan
a.
Tindakan ilegal berdampak langsung :
mengevaluasi apakah terdapat bahan bukti yang tersedia dan mengindikasikan
adanya pelanggaran yang signifikan terhadap peraturan perpajakan pemerintah
b.
Tindakan ilegal berdampak tidak langsung
misalnya melanggar hukum perlindungan lingkungan, insider trading, hukum hak
sipil, dan peraturan keselamatan karyawan
Auditor memiliki tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan
dan melaporkan tindakan-tindakan ilegal sebagai berikut :
a.
Akumulasi bukti ketika tidak ada alasan untuk
meyakini adanya tindakan ilegal berdampak tidak langsung
b.
Akumulasi bukti ketika ada alasan untuk meyakini
adanya tindakan ilegal berdampak langsung atau tidak langsung yang mungkin
timbul. Jika auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi maka
tindakan yang harus diambil adalah :
1.
Menanyakan pada manajemen yang tingkatannya
lebih tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang
potensial
2.
Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat
hukum klien atau ahli lainnya
3.
Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah
akumulasi bahan bukti audit
Tindakan ketika
auditor mengetahui adanya tindakan ilegal
1.
Mempertimbangkan dampaknya terhadap laporan
keuangan termasuk kecukupan pengungkapannya. Jika auditor menyimpulkan bahwa
pengungkapan terkait tidak memadahi maka auditor harus memodifikasi laporan
audit yang diterbitkan
2.
Mempertimbangkan dampak terhadap hubungan KAP
dengan manajemen
3.
Mengomunikasikan dengan komite audit dan otorasi
lainnya
Siklus laporan
keuangan
Pengauditan dilakukan dengan
membagi laporan keuangan ke dalam kelompok yang lebih kecil. Memperlakukan
setiap saldo akun dalam laporan keuangan sebagai kelompok yang terpisah tidak
efisien dan berakibat audit yang terpisah atas akun-akun yang berhubungan
sangat dekat.
Pendekatan siklus
dalam pengelompokan audit
Pendekatan siklus adalah
mengelompokkan audit dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan
saldo akun yang terkait erat ke dalam satu kelompok yang sama. Pendekatan
siklus praktis digunakan karena menggabungkan transaksi yang dicatat dalam
jurnal-jurnal yang berbeda dengan saldo yang tercatat di buku besar yang
ditimbulkan dari transaksi-transaksi tersebut. Macam-macam siklus :
-
Siklus penjualan dan penagihan
-
Siklus pembelian dan pembayaran
-
Siklus penggajian dan kepegawaian
-
Siklus akuisisi modal dan pelunasan
Hubungan antar siklus
Auditor menjalankan pengauditan
atas laporan keuangan dengan menggunkan pendekatan siklus dalam melakukan
pengujian audit atas transaksi-transaksi yang memengaruhi saldo akhir suatu
akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Cara
yang paling efektif dan efisien untuk melakukan pengauditan dengan mendapatkan
beberapa kombinasi keyakinan untuk setiap kelompok transaksi dan untuk saldo
akhir akun-akun terkait.
1.
Tujuan audit terkait transaksi
adalah beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan
bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat
2.
Tujuan audit terkait saldo adalah
beberapa tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing saldo akun
3.
Tujuan audit terkait penyajian dan
pengungkapan informasi laporan keuangan
Asersi manajemen
Asersi manajemen adalah
pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai
kelompok-kelompok transaksi dan akun-akun terkait serta pengungkapan dalam
laporan keuangan. Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar
akuntansi karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen
telah mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan
Pengelompokan asersi menurut PSA 07 (SA 326)
1.
Asersi mengenai kelompok-kelompok transaksi
dan kejadian-kejadian selama periode yang diaudit
-
Keterjadian => asersi menekankan
apakah transaksi yang telah tercatat dan telah dilaporkan dalam laporan
keuangan benar-benar telah terjadi selama periode pembukuan. Pelanggaran atas
asersi ini akan mengakibatkan lebih saji akun
-
Kelengkapan => asersi ini menekankan
apakah sumua transaksi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan sudah
dicatat dengan lengkap. Kelengkapan ini merupakan kebalikan dari asersi
keterjadian. Pelanggaran atas asersi ini akan mengakibatkan kurang saji
-
Akurasi => asersi ini membahas apakah
transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar
-
Klasifikasi => asersi ini menekankan
apakah transaksi telah dicatat dengan nama akun yang tepat
-
Pisah batas => asersi ini membahas
apakah transaksi telah dicatat pada periode pembukuan yang tepat
2.
Asersi mengenai saldo akun di akhir periode
pembukuan
-
Keberadaan => asersi ini terkait
apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimasukkan dalam neraca memang
benar-benar ada di tanggal neraca tersebut. Pelanggaran asersi ini akan
mengakibatkan lebih saji
-
Kelengkapan => asersi ini terkait
apakah semua akun yang harusnya disajikan dalam laporan keuangan benar-benar
telah dimasukkan dalam laporan keuangan dan merupakan kebalikan dari asersi
keberadaan. Pelanggaran akan asersi ini mengakibatkan kurang saji
-
Penilaian dan alokasi => asersi ini
terkait apakah aset, liabilitas, dan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan
keuangan dengan jumlah yang tepat termasuk penyesuaian yang menggambarkan nilai
aset pada nilai realisasi bersihnya
-
Hak dan kewajiban => asersi ini
menekankan apakah aset merupakan hak entitas tersebut dan apakah liabilitas
merupakan kewajiban entitas tersebut pada suatu tanggal tertentu
3.
Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan
-
Keterjadian dan hak dan kewajiban =>
asersi ini membahas apakah kejadian-kejadian yang diungkapkan telah benar-benar
terjadi dan merupakan hak dan kewajiban entitas tersebut
-
Kelengkapan => asersi ini terkait
dengan apakah semua pengungkapan yang diharuskan telah dimasukkan dalam laporan
keuangan
-
Akurasi dan penilaian => asersi ini
terkait dengan apakah informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar dan
dengan jumlah yang tepat
-
Klasifikasi dan pemahaman => asersi
ini terkait dengan apakah jumlah-jumlah telah diklasifikasikan dengan tepat
dalam laporan keuangan dan catatan-catatan kaki dan apakah penjelasan saldo dan
pengungkapan terkait dapat dipahami
Tujuan Audit Terkait
Transaksi dimaksudkan untuk memberikan kerangka untuk membantu auditor
dalam mengumpulkan bahan bukti audit yang memadahi yang diharuskan oleh standar
ketiga pekerjaan lapangan dan untuk memutuskan bukti yang tepat untuk
dikumpulkan bagi setiap kelompok transaksi sesuai dengan kondisi kontrak kerja
tersebut
Tujuan umum audit terkait transaksi
1.
Keterjadian – transaksi yang dicatat
benar-benar ada
2.
Kelengkapan – transaksi yang ada telah
dicatat
3.
Akurasi – transaksi yang dicatat
disajikan dalam jumlah yang benar
4.
Pemindahbukuan dan pengikhtisaran –
transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama dengan tepat dan
telah diikhtisarkan dengan benar
5.
Klasifikasi – transaksi yang dimasukkan
dalam jurnal klien telah diklasifikasikan dengan tepat
6.
Penetapan waktu – transaksi dicatat pada
tanggal yang benar
Setidaknya ada satu tujuan
audit khusus terkait transaksi yang harus dimasukkan ke dalam setiap
tujuan umum audit terkait transaksi kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan
umum audit terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi
tersebut.
Terdapat hubungan satu per satu antara
asersi manajemen dengan tujuan audit terkait transaksi kecuali asersi
akurasi, karena asersi akurasi memberikan panduan dalam melakukan pengujian
akurasi transaksi bagi auditor.
Tujuan audit terkait
saldo adalah untuk memberikan kerangka kerja untuk membantu auditor untuk
mengumpulkan bahan bukti yang memadahi terkait saldo akun
Tujuan umum audit terkait saldo :
1.
Keberadaan – jumlah yang dicatat memang
benar-benar ada
2.
Kelengkapan – jumlah yang ada telah
dicatat
3.
Akurasi – jumlah yang dimasukkan
dinyatakan dalam jumlah yang benar
4.
Klasifikasi – jumlah yang dimasukkan pada
daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar
5.
Pisah batas – transaksi mendekati tanggal
neraca dicatat dalam periode yang benar
6.
Keterikatan perincian saldo akun sesuai
dengan jumlah di arsip utama yang terkait sesuai dengan jumlah total saldo akun
dan sesuai dengan jumlah di buku besar
7.
Nilai terealisasi – aset dicatat pada
estimasi jumlah yang dapat terealisasi
8.
Hak dan kewajiban – sebagai pelengkap
asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun
Setidaknya ada satu tujuan
audit khusus terkait saldo yang harus dimasukkan ke dalam setiap tujuan
umum audit terkait saldo kecuali jika auditor yakin bahwa tujuan umum audit
terkait transaksi tidak relevan dan tidak penting dalam situasi tersebut.
Hubungan antara asersi manajemen
dan tujuan audit terkait saldo merupakan hubungan satu-satu kecuali
untuk penilaian dan asersi lokasi karena masalah kompleksitas dari penilaian
dan kebutuhan untuk menyediakan panduan tambahan untuk menguji penilaian bagi
auditor
Tujuan audit terkait
penyajian dan pengungkapan sama dengan asersi manajemen untuk penyajian dan
pengungkapan
Bagaimana memenuhi
tujuan-tujuan audit
Auditor harus mendapatkan bukti
audit yang memadahi untuk mendukung semua asersi manajemen dalam laporan
keuangan, hal ini dilakukan dengan mengakumulasi bukti-bukti untuk mendukung
kombinasi yang tepat dari tujuan audit terkait transaksi dan tujuan audit
terkait saldo. Untuk melakukan ini, auditor menjalankan sebuah proses audit
yang merupakan sebuah metodologi yang sangat jelas untuk pengorganisasian
sebuah audit untuk meyakinkan bahwa bukti yang dikumpulkan memadai dan tepat
serta semua tujuan audit yang diperlukan telah dinyatakan dengan jelas dan
terpenuhi. Jika klien merupakan perusahaan publik, auditor juga harus
merencanakan untuk mencapai tujuan yang dikaitkan dengan efektivitas
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
(Fase I) Merencanakan dan Merancang Sebutah Pendekatan Audit
Pertimbangan untuk memilih pendekatan untuk mengaudit :
1.
Bukti memadai dalam jumlah yang cukup harus
dikumpulkan untuk memenuhi tanggung jawab profesional dari auditor
2.
Biaya pengumpulan bahan bukti sebaiknya
diminimalisir
Aspek kunci pendekatan audit :
1.
Mendapatkan pemahaman atas entitas klien dan
lingkungannya
2.
Memahami pengendalian internal dan menilai
risiko pengendalian => auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan
mengevaluasi efektivitasnya
3.
Menilai risiko salah saji material dengan
memahami industri dan strategi bisnis klien serta efektivitas dalam
pengendalian internal
(Fase II) Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi
Pengujian pengendalian adalah menguji
efektivitas pengendalian. Tes substantif transaksi adalah auditor mengevaluasi
catatan transaksi klien dengan melakukan verifikasi jumlah nominal transaksi. Demi
tercapainya efisiensi seringkali kedua jenis pengujian tersebut dilakukan pada
waktu yang sama.
(Fase III) Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian atas Rincian Saldo
Prosedur analitis menggunakan
perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain
disajikan secara wajar. Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan
untuk menguji salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan.
(Fase IV) Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit
Setelah auditor menyelesaikan seluruh prosedur untuk
masing-masing tujuan audit dan laporan keuangan serta pengungkapan yang terkait,
sangat penting untuk menggabungkan informasi yang didapatkan untuk mencapai
kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Ketika audit telah diselesaikan, seorang akuntan publik harus menerbitkan
laporan audit untuk menyertai laporan keuangan yang diterbitkan oleh klien
boleh nanya gak? ini sumbernya darimana ya?
BalasHapuswah ini sangat membantu..
BalasHapusterimakasih ya.. :-)
thanks yah atas sharingnya
BalasHapus