Jumat, 17 Desember 2010

KALPATARU POHON PENGHARGAAN

Kalpataru Sebagai Lambang Kehidupan dan Kelestarian Lingkungan Hidup


Kalpataru, pohon keramat. Kalpa berarti keinginan atau penghargaan; taru berarti pohon; kalpataru berarti pohon pengharapan. Pohonnya keluar dari vas atau jambangan bunga yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penyimpanan kekayaan.

Vas bunga ini diapit oleh suatu jenis hewan seperti harimau, kijang, biri – biri, monyet, bajing, kinara kinari (makhluk sorga, berkaki dan bersayap burung dengan dada dan kepala manusia) atau diapit oleh jenis burung seperti angsa, merak, kakatua, atau pelikan. Puncak pohonnya juga diapit oleh sepasang burung tetapi kadang – kadang tanpa burung pengapit.

Pohonnya sendiri berupa dahan, ranting, daun besar – besar serta bunga – bunga mekar, kadang – kadang ada burung di tengah pohon ini. Di puncak pohon sering ada payung yang disebut chattra. Pohon ini dapat mempunyai dua; empat; atau enam cabang, yang terakhir ini jarang ada. Pohon ini selalu digambarkan berbunga sedang mekar dan kadang – kadang dari kelopak bunga dimuntahkan untaian manik – manik. Perhiasan ini juga ditempatkan pada vas bunga dan pada leher kinara kinari.

Pohon kalpa tidak dapat dilacak sebagai pohon yang nyata, pohon ini hanya khayal, hanya cita – cita. Kerimbunan pohon itu saja sering dicari persamaannya dengan pohon beringin, pohon bodhi atau pohon preh (disebut juga pohon lo). Pohon yang rimbun ibarat wanita yang subur dan ini ada hubungannya dengan pemujaan kepada Dewi Ibu. Pohon kalpa juga merupakan kesatuan antara Dunia Atas dan Dunia Bawah. Dunia Atas diwakili oleh beberapa jenis burung, Dunia Bawah diwakili oleh air (di dalam pohon), ular, kerbau, dan bumi.

Kalpataru dianggap suci, dihormati, dan dipuja, sehingga dalam masyarakat Hindu (Indonesia sebelum datangnya Islam) pohon itu dianggap keramat. Hal ini sejalan dengan kepercayaan asli terhadap dinamisme dan animisme yang mempercayai adanya kekuatan gaib pada benda – benda dan adanya roh di sekitar manusia. Kekuatan gaib melekat pada benda besar seperti pohon, gunung, dan sungai. Dalam tradisi keraton di Jawa, pohon – pohon besar seperti beringin masih ditanam dan dihormati.

Komponen kalpataru yang berupa hewan pengapit, vas bunga, kalung mutiara, chattra, dan burung di atas pohon, semuanya melambangkan berbagai aspek kehidupan. Hewan pengapit dan burung di atas pohon adalah penjaga keamanan, jadi lambang ketentraman. Vas bunga lambang kekayaan, kemakmuran, dan kesuburan. Pohonnya penuh dengan bunga mekar dianggap dapat memberikan : buah – buahan, makanan, pakaian, perhiasan, dan kekayaan serta kesenangan. Sedangkan Chattra melambangkan kesucian. 

Kalpataru dengan semua komponennya mengandung perlambang: ketentraman, kemakmuran, kesuburan, kesenangan hidup, dan kesucian. Dapat disimpulkan bahwa kalpataru adalah lambang kehidupan yang sejahtera lahir dan batin.

Sering kita menjumpai istilah penghargaan kalpataru, penghargaan ini ditujukan untuk seseorang atau kelompok masyarkat yang telah berpartisipasi dalam memelihara dan menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Mengapa  lambang kalpataru yang dipilih? Hal ini dikarenakan kalpataru juga memiliki arti sebagai pohon kehidupan. Pendahulu Bangsa Indonesia menorehkan  pahatan kalpataru untuk menggambarkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara hutan, tanah, air, udara, dan makhluk hidup.

3 komentar:

  1. wah ternyata uraian ttg kalpataru sangat panjang ya,,,,jadi kagum nih,,,filosofinya juga masuk. tp mungkin yg perlu ditambahkan adanya hubungan kalpataru dgn penghargaan pada kota ya...tq

    BalasHapus
  2. trimakasih komentarnya....
    penyusun telah berusaha untuk melengkapinya....

    BalasHapus
  3. Pohon kalpataru itu ada lho, nama ilmiahnya Barringtoniacep. Ada aktivis pemerhati lingkungan yang secara giat membagikan bibit maupun bijinya secara gratis.

    BalasHapus