Jumat, 17 Desember 2010

MAKNA ORNAMEN DALAM GUNUNGAN (WAYANG JAWA)

Gunungan Melambangkan Pusat Seluruh Kehidupan, Lambang Ketuhanan
            Gunungan dalam wayang biasa juga disebut kayon, yaitu salah satu unsur yang mendukung pergelaran wayang. Dalam gunungan terdapat ornamen yang sangat unik dan makna yang dalam. Disebut gunungan karena berbentuk segitiga, seperti gunung. Disebut kayon, semula berasal dari bahasa arab “chayu” yang berarti hidup.
            Gunungan atau kayon merupakan pusat perkerilan yang diartikan sebagai lambang bahwa pada awal mulanya sebelum ada kelahiran, pertama kali yang ada adalah kayu (hidup), yang dimaksudkan sebelum Bapak Adam lahir ke bumi yang ada hanyalah pohon dan binatang – binatang buas.
            Dalam ornamen gunungan di dalamnya terdapat berbagai lukisan sebagai berikut :
  1. Rumah dengan pintu tertutup
  2. Ular atau naga
  3. Rusa berekor
  4. Ayam di atas pohon / ayam alas
  5. Kera / monyet
  6. Banteng
  7. Singa / harimau
  8. Burung
  9. Kepala raksasa
  10. Dua raksasa bermulut lebar dan bersayap garuda
  11. Bejana berbentuk bunga padma
dalam gunungan itu memiliki makna yang erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Makna dari masing – masing lukisan adalah sebagai berikut :

Pintu gerbang melambangkan jalan masuk ke dalam alam gelap, yang merupakan batas antara alam terang (dunia fana) dengan alam gelap (alam baka / akherat) yang sering disebut juga kerajaan maut.
Di alam baka segala sesuatunya diterima sebagai hal yang bernilai tinggi akan kemanfaatannya. Semua yang ada di sekitarnya dalam keadaan sangat subur dan makmur. Segala kehidupan di alam baka semua diliputi rasa tenang dan tentram.
Makna tersebut dapat dilihat juga dalam cerita Dewa Ruci, yaitu sewaktu Bima masuk di dalam tubuh Dewi Ruci. Dilukiskan bahwa waktu Bima berada di dalam tubuh Dewa Ruci, seperti memasuki alam gelap, semua perasaan tertutup tiada merasakan sesuatu. Dalam suasana demikian itu, seolah – olah berada dalam kerajaan maut. Dalam keadaan gelap tersebut kemudian nampak bercahaya, tetapi tanpa penyinaran, sehingga banyak jalan menuju ke segala arah tanpa ada ujung pangkalnya. Hal yang demikian menggambarkan adanya petunjuk dari Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Petunjuk / jalan yang diberikan oleh Tuhan tersebut juga tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah.
Dari makna tersebut Dr. Hidding mengemukakan bahwa kakayon itu diartikan sebagai lambang suatu tempat atau sumber hidup dan kehidupan dengan sifat baik dan buruk serta berbahaya. Kayon merupakan lambang atau gelanggang perjuangan semua sifat.

Ular atau naga diartikan sebagai lambang sejatining urip, menggambarkan betapa sulitnya jalan berliku – liku yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.

Rusa yang berekor yang sering disebut komodo adalah binatang aneh yang diartikan sebagai lambang kemauan hidup yang bermacam – macam tanpa mempertimbangkan segi untung ruginya, hanya memburu kesenangan.

Ayam di atas pohon melambangkan suatu tantangan hidup yang akan datang. Waktu fajar menyingsing selalu ditandai ayam berkokok. Suatu pertanda di hari esok penuh dengan tantangan kehidupan.

Kera / monyet melambangkan ketangkasan dalam kehidupan yang belum tentu menjamin terkabulnya suatu keinginan dan merupakan binatang yang dapat menampilkan keuletan dalam menempuh kehidupan.

Banteng melambangkan watak atau pendirian yang jujur, kuat, tidak / pantang menyerah demi tujuan yang suci.

Singa / harimau adalah suatu lambang keindahan yang disertai gengsi atau kewibawaan dan juga tangguh dalam menghadapi lawannya.

Burung melambangkan suatu kesenangan dan lambang ketentuan. Suara burung di fajar menyingsing merupakan pertanda ketentuan di hari esok.

Kepala raksasa melambangkan kewaspadaan dalam menempuh jalan menuju kesempurnaan hidup. Dalam pewayangan tokoh ini ditampilkan sebagai penguasa hutan rimba. Dia adalah Batara Kala, dewa yang berkuasa atas keadaan sakit dan mati. Hutan rimba adalah tempat menempa tokoh ksatria dalam mencapai tingkat kesempurnaan hidup.

Dua raksasa bermulut lebar dan bersayap garuda yang disebut bledegan, adalah lambang penguasa empat nafsu, yaitu mutmainah, supiah, aluamah, dan amarah.

Bejana berbentuk bunga padma yang terletak di pucuk pohon, berisikan air suci. Air suci adalah air kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta. Bagi yang memperoleh air tersebut dapat menyucikan hidupnya dan akan sempurnalah hidupnya.

Dari uraian makna yang ada maka jelas bahwa lukisan yang ada pada gunungan mengandung makna filosofis dan mistik. Gunungan melambangkan pusat seluruh kehidupan, yang berarti lambang Ketuhanan (Tuhan YME). Sedangkan kayon adalah lambang permulaan hidup yang menjelma di dalam dan di atas kerajaan maut. Dari uraian yang ada, maka gunungan memiliki banyak fungsi tergantung ceritera yang akan dipagelarkan.

Buana Minggu, 19 November 1989

10 komentar:

  1. filosofi gunungan sangat dalam, sedikit menambahi bahwa hal ini menggambarkan suatu perjalanan. berawal dari dunia bawah yang mana banyak raksasa, dunia penuh kekacauan. Ketika masuk ke pintu itu sebagai batas pada alam dunia / semesta (pohon) sebagai bentuk yang lebih teratur. semakin ke atas semakin erat hubungan vertikalitas dengan pencipta. artikel yang sangat menarik

    BalasHapus
  2. Gunungan wayang era hindu budha apakah sama dengan Gunungan wayang era islam (sunan kalijaga)?

    BalasHapus
  3. gunungan merupakan pelengkap wayang, dan meskipun ceriitera wayang berisi dari ramayana dan mahabarata tapi wayang baru muncul/diciptakan pada masa islam (sunan kalijaga) sebagai media dakwah dengan modifikasi ajaran2 didalamnya, jadi tidak ada wayang jaman hindu budha, sedangkan gunungan bali itu adalah sebaran budaya wayang masa islam yang menjalar ke bali

    BalasHapus
  4. tidak ada unsur asing gunungan melambangkan penggabungan olah roso ...kehidupan dunia...

    BalasHapus
  5. gunung disebut kayon, semula berasal dari bahasa arab “chayu” yang berarti hidup.

    Apa wayang berasal dari hingga begitu pentingya memasukkan kosa ka arab dalam pewayangan.

    Ata ingin memutarbalikkan pemikiran kalau wayang berasal dari arab kemudian disebarkan oleh para wali ke tanah jawa.

    Atau...terserahlah...ya namanya juga ...

    BalasHapus
  6. wayang hanyalah sarana,,,media pengajaran,,,olah rasa

    BalasHapus
  7. Seni budaya nusantara memang harus kita lestarikan, kita cermati dengan bijak nilai-nilai tradisi yang terdapat didalamnya.

    BalasHapus
  8. Wayang yang ada singa di (atas) kanan kiri
    Naga di (tengah) kanan kiri kepala besar di (bawah) tengah tengah itu wayang apa

    BalasHapus
  9. Wayang yang ada singa di (atas) kanan kiri
    Naga di (tengah) kanan kiri kepala besar di (bawah) tengah tengah itu wayang apa

    BalasHapus